#trik_pojok { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }

Morfologi Lalat Rumah

                                              morfologi & jenis lalat rumah

 

LALAT RUMAH (Musca domestica)

Hidupnya, sangat erat berhubungan dengan kehidupan manusia
Serangga ini mendapatkan makan dari makanan manusia dan sampah,
Dimana mereka mendapatkan berbagai macam patogen dan menularkan.

Disamping lalat rumah (Musca domestica),
Beberapa spesies lalat juga beradaptasi terhadap tempat kehidupan manusia,
Dan menimbulkan masalah seperti:

Lalat menggigit:
Tabanus rubidus, Tabanus striatus (Lalat Pitak/lalat kerbau)
Chrysops discalis (Lalat Tegapati) (vektor peny. sura pada ternak)

Lalat tidak menggigit
Lalat hijau (fam. : Calliphoridae): Chryzomya bezziana
Lalat blirik: (fam: Sarcophagidae): Sarcophaga sp.
Penyebab myiasis pada ternak dan manusia.

Di daerah beriklim panas,
Lalat rumah (Musca domestica) hidup berdampingan dengan
beberapa spesies lalat yg hidup di sampah Musca sorbens
Perlu diperhatikan karena menularkan peny. infeksi mata.


BIOLOGI

Daur hidup : Tda. 4 stadium : telur, larva (belatung), pupa dan dewasa.
Tergantung pada temperatur:
Lama pertumbuhan (telur-dewasa) 6-42 hari.
Longevity ( lama kehidupan lalat) 2-3 minggu,
Pada kondisi dingin hidup sampai 3 bulan.

Telur lalat rumah:
Diletakkan pada material organik (pupuk dan sampah).
Telur menetas dalam beberapa jam.
Larva muda membuat liang & masuk ke dalam material tempat perindukan.
Larva lalat harus mendapat oksigen dari udara
Dapat hidup jika cukup tersedia udara segar.


Apabila media tempat perindukan terlalu basah,
Larva lalat hanya dapat hidup pada permukaan material saja.

Pada material yg lebih kering,
Larva akan penetrasi masuk ke dalam material, beberapa sentimeter.

Larva beberapa spesies langsing dan putih,
(Sebagai belatung tidak berkaki), berkembang cepat, melalui 3 stadium.
Waktu perkembangan sangat bervariasi (3 hari sampai beberapa minggu),
Tergantung spesies, temperatur, macam dan jumlah makanan tersedia.

Setelah stadium makan sempurna,
Larva migrasi ke tempat yang lebih kering,
Membuat lubang di tanah atau bersembunyi di bawah objek (perlindungan).

Mereka membentuk suatu selubung seperti kapsul yang disebut puparium,
(akan terjadi transformasi dari larva ke tingkat dewasa).
Stadium ini berlangsung 2 – 10 hari.
Akhir std.ini, lalat mendesak bagian atas selubung shg. terbuka & (terbang).

Beberapa saat setelah muncul, mengembangkan sayapnya,
Tubuhnya akan menjadi kering dan keras.

Lalat dewasa berwarna abu-abu (panjang ± 6 mm),
Ada 4 garis gelap (longitudinal) pada bagian dorsal torak/dada.

Kehidupan alami, lalat betina jarang bertelur sampai 5 kali,
Jumlah telur 120 – 130 setiap kali bertelur.

MAKANAN
Pada kondisi alami makanan lalat sangat bervariasi.
Lalat makan segala macam makanan dan ekskresi manusia, sampah,
termasuk gula & kotoran binatang.

Karena struktur mulut (menjilat dan menghisap),
Makanan harus berbentuk cair atau mudah terlarut oleh air liur.
Makanan cair akan dihisap, (padat di basahi air liur, setelah larut diminum).



AIR
Sangat penting bagi kehidupan lalat (diet/makanan utama).
Lalat tidak mungkin hidup lebih dari 48 jam tanpa air.
Sebagai sumber makanan lain adalah susu, gula, sirup, darah, daging,
Juga beberapa material lain yang ditemukan di sekeliling manusia.
Lalat perlu makan 2 – 3 kali sehari.

TEMPAT PERINDUKAN
Lalat betina meletakkan telur pada bahan membusuk,
material organik yang terfermentasi
juga binatang atau tumbuh-tumbuhan sehat.
Tidak seperti lalat hijau atau lalat blirik,
(Lalat rumah jarang ditemukan di bangkai).

Kotoran ternak
Tempat penimbunan kotoran ternak,
Merupakan tempat perindukan (TP) sangat bagus bagi lalat rumah.
Kesesuaian kotoran ternak sbg TP lalat rumah adalah:
kelembaban (tidak terlalu basah), permukaan material tidak terlalu keras, kesegaran faeses (umumnya 1 minggu setelah dikeluarkan).

Sampah dan buangan dari proses makanan.
Sampah akan memberikan suatu medium utama bagi kehidupan.
Termasuk buangan (dapur rumah tangga, rumah makan)
termasuk penyimpanan & penjualan makanan, buah dan sayur di pasar.

Material organik
Di alam di mana ditemukan banyak pembusukan material organik
(kotoran ternak, sampah, kotoran manusia, makanan dari ikan)
menyediakan tempat perindukan yang sangat cocok bagi lalat.

Saluran pembuangan
Saluran-saluran pembuangan rumah tangga serta buangan material organik yang padat juga merupakan tempat perindukan bagi lalat.
Material buangan tanaman
Pembusukan potongan rumput, kompos dan timbunan sayuran membusuk
merupakan tempat perindukan yang bagus bagi lalat.




EKOLOGI LALAT DEWASA
Ekologi lalat, menjelaskan kebiasaan sebagai pembawa kuman penyakit
Serta memberikan kesempatan untuk perencanaan pengendaliannya.
Lalat dewasa aktif pada siang hari (makan dan kawin).
Malam hari lalat akan istirahat, (ada yang beradaptasi pada cahaya lampu).


Tempat istirahat
Pada siang hari (apabila tidak aktif makan) lalat istirahat di lantai,
dinding, atap, dan permukaan interior lain.
Di luar rumah, istirahat di tanah, pagar, dinding, tangga,
sampah kaleng, jemuran pakaian, rumput dan vegetasi.

Pada malam hari, lalat umumnya tidak aktif.
Sebagai tempat istirahat: atap & bbrp bangunan yang terdapat di atas.

Apabila temperatur pada waktu malam cukup tinggi,
lalat istirahat di luar rumah: pada pagar, kawat jemuran, kabel listrik, rumput, vegetasi dan tanaman (hampir sama pada siang hari).
Tempat perlindungan dari angin, umumnya istirahat di atas tanah,
tetapi sangat jarang di atas 5 meter.

Fluktuasi kepadatan lalat
Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh:
tempat perindukan, cahaya matahari, temperatur dan kelembaban. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25 C.
Populasi menurun apabila temperatur > 45 dan < 10oC. Pada temperatur yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa.. Kebiasaan & distribusi lalat Siang hari lalat akan berada di sekitar tempat makan & tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat. Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur, kelembaban, textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat: bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15 oC. Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di atas 20 oC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat dengan udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan pada atap di dalam rumah khususnya malam hari. Penelitian lebih teliti tentang tempat perindukan sangat diperlukan untuk pengendalian lalat. KEPENTINGAN LALAT BAGI KESEHATAN MASYARAKAT PENGGANGU. Lalat kepadatan tinggi sbg penggangu orang sedang bekerja & istirahat. Lalat dapat memberikan efek phsikologis negatif, Karena keberadaannnya sebagai tanda kondisi yang kurang sehat. PENYAKIT Lalat dapat meyebarkan penyakit karena mereka makan sangat bebas, makanan manusia dan sisa makanan yang dibuang. Lalat akan mengambil patogen pada waktu merayap dan makan, Patogen terikut pada permukaan luar tubuh lalat (tetap hidup bbrp jam). Sebagian akan tertelan dalam makanan dan mungkin tetap hidup (dalam saluran pencernaan atau perut untuk beberapa hari). Penularan terjadi karena kontak lalat dg manusia atau makanannya. Beberapa penyakit ditularkan melalui kontaminasi makanan, air, udara tangan dan kontak antara orang dengan orang. Beberapa penyakit dapat ditularkan lalat, melalui saluran pencernaan seperti : desentri, diare, tipes, kolera, dan infeksi tertentu seperti: mata, trakoma, konjungtivitis, polio dan infeksi kulit (jamur dan lepra). PENGENDALIAN LALAT Pengendalian lalat dapat dilakukan dengan insektisida, atau secara fisik dengan menggunakan trap & trap perekat. Pengendalian dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan higiene, Lebih efektif dan keuntungan lebih lama. Peningkatan sanitasi lingkungan dan higiene dapat dilakukan : • Pengurangan atau eliminasi tempat perindukan lalat • Reduksi atau pengurangan sumber-sumber yang menarik lalat • Perlindungan terjadinya kontak antara lalat dengan patogen. • Proteksi makanan, dan manusia dari kotak dengan lalat. Pengurangan atau eliminasi tempat perindukan Kandang ternak: dibuat lantai padat (semen) dengan saluran yang baik, Kotoran harus dibersihkan dan lantai harus diglontor air setiap hari. Kandang ayam dan burung Burung dipelihara di sangkar kotoran akan terakumulasi di bawahnya. Kotoran unggas harus segera dibuang & lantai harus sering diglontor air. Pipa air PAM yang bocor harus segera diperbaiki, Pembusukan kotoran ternak Kotoran harus diletakkan menggunung untuk mengurangi luas permukaan dan daerah-daerah dimana temperatur sangat cocok bagi kehidupan lalat. Sebaiknya ditutupi dengan plastik atau material anti lalat. Ini akan menjaga lalat tidak bertelur dan larva serta pupa akan mati, karena temperatur yang terbentuk akibat proses pembusukan cukup panas sehingga lalat tidak bisa muncul. Ini akan lebih berjaya bila kotoran tersebut diletakkan pada permukaan yang keras/semen dan dikelilingi oleh selokan untuk melindungi agar larva dan pupa tidak bermigrasi ke tanah sekelilingnya. Pada iklim panas kotoran ternak mungkin akan berserakan di tanah dan mengering sebelum lalat dapat memanfaatkannnya untuk perkembangan. Faeses manusia Buang kotorasn besar di lapangan (tidak di toilet), akan menyediakan tempat perindukan bagi lalat (Musca sorbens). Kondisi ini adalah masalah utama di mana banyak orang berkumpul, seperti pengungsi, tinggal bersama di kamp. Instalansi toilet harus mendapat perhatian yang utama. Apabila fasilitas tersebut tidak ada, orang dapat diminta buang air besar di tempat yang spesial, minimal 500 meter (jarak dari rumah paling dekat) & 30 meter dari air. Ini akan mengurangi populasi lalat di kamp tersebut, juga akan mempermudah pada waktu memindahkan faeses. Menutup faeses dengan lapisan tanah tipis, menambah tempat perindukan, karena faeses akan mengering lebih lambat. Sampah dan buangan material organik Tempat perindukan ini dapat di-eliminir, dengan menyediakan tempat pengumpulan khusus (dibungkus plastik, ditutup rapat), disimpan, dibawa dan dibuang. Apabila sistem pengumpulan tidak ada, sampah dapat dibuang ke lubang galian di tanah. Paling tidak sekali seminggu, sampah di dalam lubang harus ditimbun dengan tanah sehat. PENGENDALIAN LALAT DI HABITAT ASLINYA (DI LUAR RUMAH) Beberapa treatment telah digunakan untuk pengendalian lalat (sementara). Contoh: • Pada tempat pembuangan sampah (dimana penimbunan dgn tanah tidak memungkinkan), • Di tempat-tempat rekreasi, • Di pasar, • Di lokasi Industri makanan, • Pengendalian lalat di kota dan kota-kota besar (khususnya pada waktu keadaan darurat)  Metode ini (hanya mempunyai efek sementara sifatnya),  Hanya membunuh lalat-lalat yg terkena insektisida (di luar rumah).  Lalat istirahat di dalam rumah & kandang (mungkin tetap hidup).  Lalat yg muncul dari tempat perindukan (juga tidak terbunuh). Penyemprotan insektisida dapat dilakukan pada puncak kepadatan lalat. o Pada pagi hari. o Penyemprotan dilakukan setiap hari (selama 2 minggu), o Dapat menurunkan kepadatan populasi lalat ke tingkat yg ditolerir. Keuntungan :  Kepadatan lalat menurun dengan cepat. Kerugian:  Biaya tinggi (perlu ulangan & harga insektisida mahal).  Metode ini kurang berjaya apabila tempat perindukan larva banyak  Efektivitas tergantung putaran udara/angin selama penyemprotan. Penyemprotan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:  Fogging (Swing-fog)  Pengkabutan yaitu penyemprotan Ultra-Low-Volume (ULV). Penyemprotan dilakukan menggunakan mesin dg kemampuan cukup kuat. Mistblower • Cara penyemprotan paling tepat, • Karena kurang ketergantungan terhadap putaran udara/angin, • Penyebaran insektisida cukup merata. Insektisida yang digunakan dan dosis (Tabel 6.3). Penyemprotan langsung (terhadap kelompok lalat) Kerumunan lalat (di sampah) dpt disemprot menggunakan spraycan, Cairan insektisida akan membunuh lalat yg terkena insektisida langsung, dan meninggalkan efek residu beracun yang akan membunuh serangga merayap, pada permukaan sampah yang disemprot (untuk beberapa hari). Penyemprotan ini juga dapat mematikan larva lalat. Senyawa organofosfat dapat digunakan untuk penyemprotan: (dengan pelarut minyak tanah atau air, pada konsentrasi 1-2%). Penyemprotan tempat perindukan menggunakan larvasida.  Bahan kimia, dapat digunakan untuk membunuh larva lalat,  Penyemprotan dpt dilakukan pada sampah, dan tempat pembuangan kotoran binatang di peternakan. Keuntungan: Pengendalian pada stadium ini, akan menyelesaikan dasar permasalahan. Kelemahan: Kotoran ternak terus bertambah, terakumulasi dan berubah. Penyemprotan larvasida harus dilakukan beberapa kali, supaya terjadi penetrasi dan distribusi yang baik. Masalah lain:  Larvasida membunuh musuh lalat, seperti: Kumbang, tungau dll.  Penggunaan larvasida dapat mempercepat terjadinya resistensi.  Maka pemilihan senyawa kimia (insektisida) harus hati-hati: Larvasida harus efektif, tidak resisten, dosis direkomendasikan Senyawa Organofosfat: o Dichlorvos dan diazinon (0.3-1.0 g/m2) o Trichlorfon, dimethoate, fenchlorvos, bromophos, fenitrothion, fenthion (1-2 g/m2) Insect Growth Regulators (IGRs) o Diflubenzuron, cyromazine dan triflumuron (0.5-1.0 g/m2) o Pyriproxyfen (0.1 g/m2) Kelompok ini dapat menahan perkembangan larva lalat selama 3 minggu. Penyemprotan larvasida digunakan sprayer, Menggunakan panci dengan pancaran (gembor??), Insektisida di aplikasikan (sebagai larutan). Vol. air harus cukup untuk membasahi 10-15 cm permukaan sampah (0.5-5 liter/m2).

http://debhypranajaya.blogspot.com/2010/10/morfologi-jenis-lalat-rumah.html

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Morfologi Lalat Rumah"

Posting Komentar